Jumat, 09 Mei 2008

Penerapan Teknologi Informasi Pada Aplikasi Kartu Kredit Visa dan MasterCard Bank Niaga

a. Pendahuluan
Bank Niaga pertama kali meluncurkan kartu kredit, yaitu Visa pada tahun 1991. Pada saat itu telah ada pemain-pemain kartu kredit di Indonesia, seperti Citibank, BCA, Bank International Indonesia, dan Bank bali. Melihat prospek bisnis ini, yang dinilai sangat menguntungkan, manajemen Bank Niaga memutuskan untuk ikut menjadi pemain. Alasan pemilihan Visa – dan bukan MasterCard – yang diterbitkan pertama kali adalah karena alasan merek ini pada saat itu dinilai lebih populer dibandingkan MasterCard. Langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk tim yang tugasnya menyiapkan divisi kartu kredit (Card Center) di Bank Niaga. Komunikasi intensif dengan pihak perwakilan Visa Internasional di Singapura mulai dilakukan, dengan tujuan untuk mendapatkan Bank Identification Number (BIN), yaitu 6 angka pertama pada nomor kartu kredit. Karena ada dua jenis kartu kredit yang diterbitkan, Visa memberikan dua BIN kepada Bank Niaga, yaitu 459920 untuk kartu kredit emas (gold) dan 459921 untuk kartu kredit biasa (classic). Seiring dengan komunikasi dengan pihak Visa International tersebut, negosiasi juga dilakukan dengan pihak Sema Singapura, yaitu perusahaan penyedia software kartu kredit dan juga sekaligus pemberi konsultasi untuk pembentukan struktur organisasi card center. Pada tahun 1997, Bank Niaga menerbitkan kartu kredit MasterCard, dengan dua nomor BIN yaitu 548117 untuk kartu kredit emas (gold) dan 548116 untuk kartu kredit biasa (classic). Pada akhir tahun 2002, jumlah pemegang kartu kredit (cardholder) aktif Bank Niaga adalah 114.900, dengan komposisi 91.900 untuk Visa, dan 23.000 untuk MasterCard. Tingkat pertumbuhan pemegang kartu kredit Visa sejak tahun 1997 rata-rata 11,05% pertahun, sedangkan untuk Mastercard rata-rata 31,25% pertahun sejak tahun 1999.

b. Pembahasan

b.1. Tiga Komponen Sistem Informasi Pada Aplikasi Kartu Kredit Bank Niaga
1. Bussines Process Kartu Kredit Visa dan MasterCard di Bank Niaga
Dalam dunia kartu kredit dikenal istilah issuer dan acquirer. Issuer adalah penerbit kartu. Untuk Visa, issuer harus berupa bank, sedangkan untuk MasterCard bisa berupa lembaga keuangan lain selain bank. Acquirer adalah pelaksana transaksi, yaitu institusi yang memproses dan mengirim transaksi ke issuer (melakukan otorisasi/validasi). Setelah data diterima oleh issuer, maka issuer akan melakukan pengecekan terhadap data transaksi kartu kredit tersebut (misalnya mengecek saldo, status kartu, dan sebagainya) dan mengirimkan jawaban balik ke acquirer. Sesuai hasil pengecekan, maka jawaban tersebut bisa berupa approval (transaksi disetujui secara normal), decline (transaksi ditolak) atau referral (transaksi disetujui, tetapi harus dilakukan konfirmasi scara manual). Aliran transaksi atau bussines process kartu kredit digambarkan sebagai berikut :

skema bussines process kartu kredit


Transaksi kartu kredit secara umum dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu transaksi penarikan uang tunai dan bukan uang tunai. Transaski penarikan uang tunai biasanya dilakukan melalui ATM (Automated Teller machine) atau bisa juga melalui kantor cabang bank yang mengeluarkan kartu kredit. Transaksi bukan uang tunai biasa juga disebut transaksi ritel. Jenis transaksi ini biasanya dilakukan di tempat-tempat belanja dan beberapa ada juga yang melakukan melalui internet.
Oleh Visa/MasterCard, semua tempat yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi kartu kredit disebut merchant. Setiap merchant diberikan merchant id tertentu yang unik oleh masing-masing acquirer. Aliran transaksi untuk penarikan uang tunai dan belanja sebenarnya mirip. Yang berbeda adalah bahwa dalam transaksi penarikan uang tunai, pemegang kartu akan menerima uang tunai. Pada kedua jenis transaksi tersebut, pemegang kartu akan menerima slip – yaitu cetakan kertas – sebagai bukti bahwa transaksi telah berhasil. Untuk menjelaskan aliran transaksi yang terjadi ketika pemegang kartu melakukan transaksi, diambil contoh transaksi belanja berikut ini.
Ketika transaksi dilakukan oleh seorang pemegang kartu di suatu merchant melalui mesin EDC (POS/POI), transaksi tersebut akan dikirim ke front end system acquirer. Data yang dikirimkan di antaranya berupa jenis mata uang, jumlah transaksi, merchant id, tanggal dan waktu transaksi serta data yang ada di magnetic stripe, yang di antaranya terdiri dari nomor kartu, nama pemegang kartu dan tanggal kadaluarsa kartu (expiry date). Berdasarkan BIN yang ada di nomor kartu maka front end system acquirer dapat menentukan apakah kartu tersebut milik acquirer sendiri (on us card) atau kartu pihak lain (not on us).
Jika on us card maka front end system akan mengirim data transaksi ke credit card system-nya sendiri untuk validasi. Hasil validasi ini bisa berupa persetujuan (approval), penolakan (decline) atau persetujuan dengan bersyarat (referral), dalam arti merchant harus melakukan konfirmasi manual ke penerbit kartu karena – misalnya – jumlah belanja yang besar.
Jika not on us card maka data transaksi tersebut dikirim ke jaringan Visa/MasterCard. Sesuai dengan data BIN yang mereka miliki, Visa/MasterCard akan mengirim transaksi tersebut ke issuer yang memiliki BIN bersangkutan. Issuer tersebut kemudian akan melakukan validasi (sama seperti validasi untuk on us card) dan mengirim hasilnya kembali ke Visa/MasterCard, jawaban transasksi tersebut akan dikirim ke acquirer untuk diteruskan ke merchant. Transaksi kartu bisa menempuh perjalanan keliling dunia dalam waktu tidak lebih dari 3,5 detik.
Pada akhir setiap harinya, acquirer akan mengumpulkan dan memproses data transaksi yang dikirim oleh semua merchant yang mempunyai kerjasama dengannya. Bergantung pada perjanjian tentang waktu pembayaran antara acquirer dan masing-masing merchant, acquirer kemudian melakukan pembayaran ke merchant melalui rekening merchant di bank tersebut secara harian, mingguan, atau bulanan sesuai perjanjian.
Untuk transaksi yang dilakukan oleh on us card, acquirer akan langsung memasukkan transaksi tersebut ke surat tagihan (statement) pemegang kartu. Surat tagihan ini dibentuk sebulan sekali dan tanggalnya bisa berbeda antara pemegang kartu yang satu dengan pemegang kartu yang lain. Selain data-data transaksi, surat tagihan juga akan memuat jumlah pembayaran minimal yang diperbolehkan serta besarnya bunga yang ditanggung oleh pemegang kartu jika pada bulan terdahulu dia tidak membayar penuh jumlah tagihannya. Untuk semua penerbit kartu (issuer), porsi bunga ini merupakan sumber utama keuntungan dari bisnis ini. Selain suku bunganya yang jauh di atas suku bunga simpanan, cara perhitungan bunganya juga bersifat majemuk dan dihitung berdasarkan tanggal transaksi (bukan dari tanggal tunggakan).
Untuk transaksi yang dilakukan oleh not on us card, acquirer akan mengumpulkan semua transaksi tersebut dan mengirimkannya ke Visa/MasterCard. Berdasarkan nomor kartu untuk masing-masing transaksi, Visa/MasterCard melakukan pengelompokan berdasarkan BIN yang kemudian akan dikirimkan ke masing-masing issuer di seluruh dunia. Bersamaan dengan proses tersebut, mereka juga akan melakukan pengkreditan ke masing-masing rekening acquirer dan pendebetan dari masing-masing rekening issuer yang telah didaftarkan sebagai rekening nostro di pihak Visa/MasterCard. Data yang diterima oleh issuer kemudian diproses untuk ditagihkan ke masing-masing pemegang kartu yang melakukan transaksi.

2. People

IS Leader

IS leader adalah seorang General Manager TI tingkat tinggi pada suatu perusahaan dengan pengalaman teknologi dan kepemimpinan bisnis, yang bersama tim eksekutif manajemen merencanakan integrasi TI untuk keuntungan strategis. IS leader yang menangani kartu kredit di Bank Niaga hendaknya adalah seorang CIO (Chief Information Officer). Tentunya tugas seorang CIO tidak hanya mengelola sistem kartu kredit saja, tetapi juga sistem informasi di Bank Niaga secara keseluruhan. Karena penerapan Sistem Informasi tersebut bersifat long life time.

IS Profesional

Tenaga profesional TI untuk aplikasi kartu kredit yang dibutuhkan adalah programmer, software engineer, database developer, dan Network Adminstrator. Programmer dan software engineer berfungsi untuk mengelola credit card systems dan gateway, sehingga sistem kartu kredit tersebut dapat berjalan handal real time. Database developer dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengelola database nasabah Bank Niaga. Network administrator berfungsi untuk mengelola sistem jaringan kartu kredit, baik jaringan yang menggunakan kabel maupun nirkabel.

End User

Pengguna akhir dari sistem kartu kredit adalah para konsumen yang menarik uang melalui ATM dan kasir merchant yang menggesekkan kartu kredit di outlet-outlet perbelanjaan.


3. Information Technology

Software

Software yang digunakan dalam sistem ini adalah software kartu kredit yang dibeli oleh Bank Niaga dari Sema Singapura. Software tersebut berupa modul order management dan modul finance. Order management digunakan untuk pemrosesan transaksi yang menggunakan kartu kredit. Dalam modul tersebut terdapat aplikasi order entry dan order processing. Order entry digunakan untuk mengentry data nasabah pada ATM dan merchant, sedangkan order processing digunakan untuk validasi data konsumen. Modul finance digunakan untuk menghitung posisi tabungan nasabah, apakah masih bisa diizinkan untuk melakukan transaksi, atau akan ditolak.

Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan dalam sistem ini adalah ATM (Automated Teller Machine), Merchant, CreditCard System, dan Gateway. ATM berfungsi sebagai mesin transaski penarikan uang tunai. Pada Merchant , Bank Niaga menempatkan suatu mesin yang disebut EDC (Electronic Draft Capture), yaitu suatu alat yang bisa menerima transaksi kartu kredit dengan cara menggesekkan magnetic stripe (lapisan hitam magnetis) yang ada dibelakang kartu. Alat ini berhubungan secara online dengan pusat komputer mereka. Gateway – berupa personal computer yang didesain khusus – menghubungkan komputer dengan jaringan Visa international dan atau MasterCard International. Gateway Visa disebut VAP (Visanet Acces Point), sedangkan untuk MasterCard disebut MIP (Member Interface Processor). VAP dan MIP dilengkapi hardware dan software yang digunakan khusus untuk message routing dari dan ke Visa/MasterCard. CreditCard System berfungsi untuk melakukan pemrosesan transaksi berupa validasi, yaitu melakukan pengecekan status kartu (diblokir/tidak diblokir) dan saldo yang masih diperbolehkan untuk bertransaksi (available limit).

Network

Jaringan yang digunakan dalam sistem kartu kredit adalah jaringan berkabel dan nirkabel. Jaringan berkabel digunakan untuk menghubungkan ATM atau Merchant dengan credit card system dan gateway. Jaringan nirkabel digunakan untuk menghubungkan credit card system dan gateway dengan visa dan mastercard international. Dalam jaringan berkabel, data yang dikirimkan berbentuk data digital yaitu kode biner 1 dan 0, sedangkan data analog berbentuk gelombang elektromagnetik dikirimkan dari credit card system dan gateway ke visa dan MasterCard International, dan sebaliknya.

b.2. Kunci Sukses Penerapan Sistem Kartu Kredit Bank Niaga

Menurut Brown dan Vessey (2003) dalam Martin, beberapa kunci keberhasilan penerapan sistem informasi (dalam hal ini kartu kredit Bank Niaga) adalah :

1. Manajemen puncak di Bank Niaga memiliki keterikatan dalam proyek penerapan kartu kredit, tidak sekedar terlibat. artinya, mereka benar-benar terlibat aktif sejak perencanaan, implementasi, hingga tahap pemeliharaan sistem, dan berperan aktif dalam pemecahan berbagai kendala yang dihadapi.

2. Pemimpin proyek penerapan teknologi kartu kredit adalah seorang ahli yang memiliki knowledge dan skill tinggi serta pengalaman dalam memimpin proyek.

3. Dalam implementasi sistem kartu kredit, Bank Niaga juga bekerja sama dengan pihak ketiga baik konsultan maupun vendor, yang berperan dalam mengisi kesenjangan keahlian dalam bidang tertentu dan melakukan transfer of knowledge. Dalam hal ini, pihak ketiga tersebut adalah Sema Singapura.

4. Penerapan manajemen perubahan dilaksanakan sejak awal bersamaan dengan perencanaan proyek. Manajemen perubahan yang diterapkan bisa mengikuti model perubahan Lewin, yaitu Unfreezing, Changing, dan Refreezing. Unfreezing dilakukan dengan menyadarkan seluruh karyawan Bank Niaga, terutama yang terlibat aktif dalam penerapan sistem kartu kredit, mengapa Bank Niaga harus meluncurkan kartu kredit. Changing dilakukan dengan pemberian berbagai pelatihan yang berkelanjutan terhadap para karyawan terkait penerapan sistem ini. Dan Refreezing dilakukan dengan pemberian insentif atas kesuksesan-kesuksesan jangka pendek yang diraih, agar karyawan tidak mengalami kejenuhan dalam proses perubahan, sehingga target jangka panjang yang diinginkan dapat terrealisasi.

5. Penerapan aplikasi kartu kredit Visa dan Master Card hanya yang benar-benar dibutuhkan oleh Bank Niaga saja.


c. Keuntungan Yang Didapatkan Dari Bisnis Kartu Kredit

Pembayaran untuk merchant oleh acquirer akan dikenakan potongan dengan persentase tertentu.
Atas peralatan dan sarana yang semuanya disediakan oleh acquirer maka bagi setiap merchant akan dikenakan potongan dari total tagihannya. Besar potongan ini bervariasi, tetapi umumnya sebesar 3 persen dari nilai transaksi. Jika acquirer menerima transaksi untuk on us card maka potongan ini diterima penuh oleh acquirer tersebut. Namun jika yang diterima adalah transaksi untuk not on us card maka Visa/MasterCard akan meberikan porsi sebesar 1,6 persen dari setiap nilai transaksi ke issuer (melalui pendebetan/pengkreditan rekening nostro acquirer/issuer di Visa/MasterCard).
Ada dua jenis pendapatan utama yang diterima oleh Visa/masterCard. Yang pertama adalah penyewaan infrastruktur seperti gateway dan line communications. Besar biaya sewa tergantung kepada banyaknya fitur kartu kredit yang dimiliki oleh member. Biaya ini merupakan fixed cost untuk setiap member. Khusus untuk bank Niaga, biaya sewa ini adalah sebesar US$ 1.850 perbulan untuk Visa dan US$ 250 perminggu untuk MasterCard. Pendapatan kedua – dan paling utama – adalah biaya pertransaksi yang dikenakan kepada issuer. Untuk Visa, setiap issuer akan dikenakan US$ 0,12 pertransaksi, sedangkan untuk MasterCard biaya ini adalah US$ 0,10 pertransaksi.

Daftar Pustaka
Yogi, Indra, 2003, "Analisis Risiko Portofolio Kartu Kredit Visa dan Master Card Bank Niaga, Tesis MM UGM.
www.bankniaga.com

Tidak ada komentar: